Translate

Jumat, 13 Juli 2012

stok beras Jatim menghadapi Ramadan dan lebaran masih aman

Gubernur Jatim Soekarwo menegaskan, stok beras Jatim menghadapi Ramadan dan lebaran masih aman. Garansi pemprov itu berdasarkan produksi beras yang mencapai 7,6 juta ton. Dari jumlah tersebut, masih surplus beras 4,2 juta ton.

"Saya sudah konfirmasi ke Bulog Jatim, stok beras masih aman selama puasa hingga lebaran nanti," katanya kepada wartawan ditemui di gedung negara Grahadi Surabaya, 

Menurut dia, sebenarnya suplai beras untuk Jatim masih cukup, namun yang perlu diantisipasi adalah ketika ada demand (permintaan) yang mendadak naik. "Ini yang perlu diperhatikan. Masak suplai cukup, tapi permintaan naik. Nah, ini permintaan darimana," tandasnya.

Rencananya menjelang puasa sebelum tanggal 20 Juli 2012, Pemprov Jatim akan mematangkan terkait rencana pemberian subsidi ongkos angkut sembako yang mencapai Rp 12,5 miliar. Subsidi itu digunakan terhadap empat kebutuhan pokok seperti beras, gula, minyak dan tepung terigu. "Anggaran untuk subsidi ongkos angkut tetap sama seperti tahun lalu yakni Rp 12,5 miliar. Tahun lalu yang digunakan hanya Rp 9,8 Miliar," ujar Pakde yang juga Ketua DPD Partai Demokrat (PD) Jatim ini.

Gubernur juga menyebut, pada saat bulan puasa memang ada peningkatan inflasi di Jatim. Sementara sembako yang menjadi pemicu atas kenaikan inflasi tersebut. Namun kenaikan inflasi itu, hanya sedikit saja. "Bulan lalu dari Januari hingga April Inflasi sebesar 0,9 persen. Saat ini sekitar 0,15 persen perkiraan bulan puasa akan naik tapi hanya sedikit," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, Gubernur Jatim Soekarwo memasang target surplus beras 5 juta ton tahun 2012 untuk membantu tercapainya target pemerintah pusat tahun 2014 surplus beras 10 juta ton. Tapi nampaknya bakal mendapat kendala. "Pasalnya, ketersediaan air untuk mengairi sawah kurang mencukupi akibat curah hujan tahun 2012 rendah. Sehingga, banyak waduk dan empang untuk menampung air hujan yang mengering," kata Kepala Dinas PU Pengairan Provinsi Jatim Supaad kemarin.

Pihaknya membenarkan kalau curah hujan tahun ini cukup rendah, sehingga banyak waduk-waduk  penampung air hujan kondisinya kritis ketika memasuki masa kemarau  seperti saat ini. Namun, pihaknya sudah menyiapkan strategi agar target surplus beras 5 juta ton tahun ini bisa tercapai. "Pola tanam petani akan diatur dengan baik disesuaikan dengan cadangan air yang tersedia. Misalnya, kami sarankan supaya menanam polowijo di musim kemarau karena kebutuhan akan air tanaman itu 5 persen lebih sedikit dibanding padi," tukasnya.

Daerah pertanian di Jatim yang rawan akan kekeringan, terdapat di wilayah Jatim bagian utara. Seperti, Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Mojokerto, Nganjuk, Jombang hingga Trenggalek

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TEMUKAN PASANGAN MU, KLIK DISINI